Desa Trawas, Asal usul Dan Sejarah Desa Trawas
Monday, October 29, 2018
Keadaan Goegrafi Desa Trawas | |||
---|---|---|---|
Luas Wilayah | 227, 27 ha | ||
Batas wilayah Desa Trawas | |||
Sebelah Utara | Desa Jaten dan Desa Tamiajeng | ||
Sebelah Timur | Desa Ketapan Rame | ||
Sebelah Selatan | Hutan | ||
Sebelah Utara | Hutan | ||
Mata Pencaharian Di desa Trawas | |||
Petani ( mayoritas ) | |||
Pedagang | |||
Pegawai | |||
karyawan swasta | |||
Kepercayaan Atau Agama Di desa Trawas | |||
islam | 95 % | ||
Kristen atau katolik | 3,5 % | ||
Hindu atau Budha | 1,5 % | ||
Kepercayaa lain | 0 % | ||
Jumlah Penduduk per Dusun di Desa Trawas Menurut Jenis Kelamin | |||
Desa Trawas | laki laki 732 Jiwa | Perempuan | 754 Jiwa |
Dusun Jara’an | laki laki 720 Jiwa | Perempuan | 750 Jiwa |
Dusun Kemloko | laki laki 440 Jiwa | Perempuan | 462 Jiwa |
Menurut Usia Desa Trawas | |||
0 – 5 Tahun | 276 Jiwa | ||
6 – 20 Tahun | 888 Jiwa | ||
21 – 55 Tahun | 1. 951 Jiwa | ||
55 – ke atas | 703 Jiwa | ||
Jumlah RT / RW Desa Trawas | |||
Dusun Trawas | RT 11 | RW 3 | |
Dusun Jara’an | RT 10 | RW 6 | |
Dusu Kemloko | RT 6 | RW 2 |
Asal Usul Dan Sejarah Desa Trawas
Menurut perkiraan seorang dalang Trawas yang bernama Mbah Sudarso, Sejarah desa trawas adalah kemungkinan nama Desa Trawas ini di ambil dari nama sebuah pohon besar yanag berada di Sumber Macan dan di bawahnya juga mengalir sebuah sumber yang airnya sangat jernih dan juga sangat bermafaat bagi penduduk Desa Trawas dan sekitarnya.
Beliau ( Mbah sudarso ) juga mengatakan bahwa beliau tidak mengetahui betul soal sejarah Desa Trawas, karena kebetulan kakek dan ayahnya yang kebetulan seorang dalang ini tidak mewariskan atau menceritakan sejarah asal usul Desa Trawas. Beliau hanya menyebutkan nama-nama orang yang pernah menjabat sebagai lurah di Desa Trawas .Yang nama-namanya sebagai berikut :
1.Bapak Rangsa
2.Bapak Sariban
3.Bapak Suma
4.Bapak Sudin
5.Bapak Suwardi Hadi Wardaya di Tahun 1965 – 1985
6.Bapak Sundusin di Tahun 1985 – 1995
7.Bapak Kadarto di Tahun 1995 – 2005
8.Bapak Utomo di Tahun 2005 – sekarang
Sejarah Desa Trawas memang tidak diketahui dengan secara jelas dan mendetail, ini disebabkan karena pada saat zaman Belanda, Kuburan orang yang membabat Desa Trawas yang terletak di Sumber Macan itu telah dikuasai oleh Belanda pada waktu itu. Penduduk desa Trawas sendiri tidak boleh datang ke sana. Alhasil penduduk desa Trawas tidak mengetahui asal-usul dan sejarah Desa Trawas, beserta pembabat dari Desa Trawas. Di atas kuburan itu orang Belanda membuat kincir air yang dialirkan ke Villa orang Belanda pada waktu yang terletak di tengah-tengah Lapangan Trawas.
Legenda Sumber Macan di Desa Trawas
Pada zaman dahulu di sebuah desa trawas ada sepasang suami istri yang hidupnya pas-pasan. Dalam kehidupanya mereka hnaya makan dan minum seadanya. Suatu hari mereka ini kekurangan air untuk kebutuhan hidupnya. terutama untuk mereka minum. Rasa haus dan dahaga menyerang mereka berdua ini selama beberapa hari. Mereka berdua tidak sanggup untuk menahan rasa haus, dan pada suatu ketika mereka ini lalu pergi kesuatu tempat untuk mencari air minum. Namun Tiba-tiba disuatu hari mereka berdua ini merasa terkejut karena melihat seekor Harimau putih yang tinggi banget seperti seekor kuda.
Harimau itu menggali tanah dibawah pohon beringgin dengan sangat cekatan, setelah beberapa lama mereka berdua memperhatikan Harimau, mereka pun dikejutkan oleh hilangnya Harimau tersebut, lantas mereka berdua ini merasa takut sehingga bulu kuduknya berdiri. Tapi mereka berdua sangat menenangkan diri dan juga meyakinkan diri bahwa itu adalah petunjuk baginya untuk mendapatkan air. Pasangan suami itupun lalu mendekati galian tersebut dan juga melanjutkan menggalinya, sungguh aneh bin ajaib, tanah galian itu pun mengeluarkan air.
Dan Akhirnya suami istri itupun dapat menghilangkan rasa hausnya dengan air yang mengalir dari tanah galaian tersebut. Menurut suatu riwayat bahwa setiap malam hari Harimau tersebut datang kesumber air dan minum disana. Oleh karena itu orang di desa trawas menamakan sumber air tersebut dinamakan “SUMBER MACAN.“ itulah singkat cerita asal usul atau legenda SUMBER MACAN yang terletak di sebelah barat desa trawas atau lebih tepatnya di sebelah puncak trawas. Sumber macan di desa trawas pun sering di kasi sesaji oleh orang yang tidak di kenal oleh masyarakat desa trawas sendiri khususnya.
Petunjuk Dari Sumber Macan di desa trawas
Menurut sesepuh dari Desa Trawas, sekitar puluhan tahun yang lalu ada seorang warga Desa Trawas yang menderita penyakit asam urat, sehingga beliau tidak bisa berjalan, orang itu yang bernama Pa’un. Dalam kesehariannya beliau selalu merangkak untuk menuju suatu tempat, dan suatu hari pun ia pergi ke Sumber Macan yang sangat dikeramatkan oleh penduduk Desa Trawas.
Disitu beliau meminta petunjuk agar dia diberi kesembuhan dari penyakitnya, saat pa’un meminta petunjuk, tiba-tiba ada suara gaib yang muncul dan memanggil namanya, Suara gaib itu mengatakan bahwa Pa’un ini harus pergi ke Sumber Macan yang ada di desa trawas pada jam 12 malam. Dia di wajibkan harus pergi kesana sendirian tanpa ada teman. Setelah malam tiba, tepatnya jam setengah sebelas Pa’un pergi ke Sumber Macan desa trawas sendirian dengan merangkak.
Dan Setelah tiba disana, si pa’un ini mohon petunjuk di bawah pohon beringin. Lalu Tiba-tiba saja datang suara gaib yang menyerukan kepada Pa’un ini bahwa dia harus menangkap sesuatu yang jatuh dari atas pohon beringin tersebut. Karena itu adalah obat dari penyakitnya. Setelah ia menunggu lama, akhirnya jatuh juga seekor anak kera hitam tepatnya jam dua belas siang.
Lalu Pa’un pun menangkap anak kera tesrebut untuk di bawah pulang. Sesampainya di rumah. Akhirnya, selang beberapa hari penyakit dari si Pa’un sembuh dan ia dapat berjalan normal. Itulah kisah mistis dari sumber macam yang berada di desa trawas dan ada banyak juga kisah2 mistis dari sumber macan dari desa trawas tersebut.
Maut Dari Sumber Jiddin di desa trawas
Anda pernah dengan tentang sumber jiddin di desa trawas heemmbbb!!! Sumber Jiddin adalah sumber yang letaknya tidak seberapa jauh dari Sumber Macan di desa trawas. Kata para sesepuh, Sumber Jiddin adalah sumber yang sangat jahat.
Disana juga terdapat macam-macam ikan yang tampak saat ada orang berada disana. Suatu hari, ada seorang warga desa Trawas yang bernama Sarim. Orang tersebut pulang dari sawah lalu mandi di Sumber Jiddin. Tiba-tiba dia melihat ada seekor ikan kuthuk di pinggir sungai di Sumber Jiddin. Sarim lalu menangkap ikan tersebut dan membawanya pulang. Sesampainya di rumah, dia segera membakar ikan tersebut untuk dijadikan lauk.
Dia makan dengan sangat amat lahapnya. Setelah selesai makan, si Salim merasakan sakit di perutnya. Dia mengeluh ke pada keluarga dan juga tanpa disadarinya dia kemudian berkata “Kembalikan anakku, kembalikan anakku!” Keluarga yang ada di dekatnya itu pun merasa bingung dan juga sangat khawatir. Mereka menghawatirkan jika ikan kuthuk yang dimakan Sarim itu ialah anak ikan dari Penunggu Sumber Jiddin di desa trawas.
Setelah kata-kata itu terucap dari mulut si Sarim secara berulang-ulang, dan akhirnya ia pun meninggal dunia. Orang-orang di sekitarnya pu beranggapan bahwa Sarim meninggal dikarenakan tidak mengembalikan anak ikan dari penunggu Sumber Jiddin di desa trawas yang telah dimakannya. Mereka juga berpedoman pada kata-kata Sarim sebelum dia meninggal dunia yaitu “Kembalikan Anakku!”
Legenda Dusun Jara’an Dan Kemloko, trawas
sejarah Dusun Jara’an ini diambil dari nama sebuah pohon yaitu yang bernama pohon JARA’AN. Kemloko sendiri juga diambil dari sebuah pohon yaitu yang bernama KEMLOKO yang sekarang pohon terletak di bukit ASRI. Pembabat dari dusun Kemloko adalah Mbah Bambang Buntoro Arjo. Sebelum ada Kerajaan Majapahit di dusun Kemloko sudah terbentuk namun belum di gabungkan diri dengan desa Trawas. Pada waktu itu namanya ialah Desa Bintoro Gede, kemudian namanya di rubah menjadi KEMLOKO GEDE, lalu diubah lagi jadi KEMLOKO, lalu Dusun Kemloko, Jara’an dan Trawas ini bergabung jadi satu Desa Trawas.
Tradisi Desa Trawas
1. Maulid Nabi adalah Peringatan hari besar Islam
2. Bari’an (dawuan): Tradisi yang dilakukan setiap tahun pada saat menjelang musim tanam yang tujuannya meminta kepada Tuhan YME supaya mata airnya besar.
3. Tasyakuran Hari Kemerdekaan (Malam 17, tapi sifatnya sederhana)
4. Gotong Royong membangun tempat ibadah
5. Saat 7 bulanan (Tingkepan) menjelang Kenduri Calon bapak menyerahkan kelapa muda kepada salah satu sesepuh desa yang menggambarkan Arjuna dan Srikandi. Digambarkan Arjuna supaya sifat dan kelakuannya seperti Arjuna yang jujur, adil dan tampan, sedangkan Srikandi supaya sifatnya seperti Srikandi yang lemah lembut, baik hati dan tidak sombong. Setelah itu calon Bapak dan Ibu dimandikan di sungai dengan dikramasi sekalian. Pada saat pulang dan pergi calon Bapak membawa sabit dan diayun-ayunkan dengan tujuan menolak balak agar kelahiran bayi bisa berjalan dengan lancar.
6. Setiap Jum’at legi mengadakan slametan dan membuat among-among dengan tujuan mendoakan Ahli Kubur.
itulah kiranya sedikit penjelasan sejarah desa trawas yang mungkin sedikit orang yang paham dan mengerti tentang sejarah desa dan dusun.
Related Posts